Makian Positif dalam Bahasa Coel di Lubuklinggau: Kajian Sosiopragmatik

  • Muhammad Yazir Universitas Sriwijaya

Abstract

Penelitian ini mengkaji fenomena makian positif dalam bahasa Coel sebagai strategi komunikasi afektif yang berfungsi menjaga harmoni sosial. Dengan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui teknik sadap, libat dan cakap dengan penutur asli di Lubuklinggau. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: (1) makian positif termanifestasi melalui empat kategori referen utama (agama, etnis, penyakit, dan hewan) yang mengalami pelemahan makna denotatif, (2) fungsi sosial utama meliputi penanda solidaritas (in-group marker), ekspresi keakraban, dan penguat kohesi sosial, (3) konteks penggunaan dominan terjadi dalam interaksi ritual antar remaja dengan ciri prosodi khas (intonasi tinggi + senyuman). Temuan ini memperluas teori kesantunan Brown & Levinson dengan menunjukkan bahwa makian tidak selalu bersifat tabu, melainkan dapat berfungsi sebagai perekat sosial dalam komunitas tutur tertentu. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam kajian sosiopragmatik bahasa minoritas dan implikasi bagi pendidikan multikultural

Downloads

Download data is not yet available.

References

Allan, K., & Burridge, K. (2006). Forbidden Words: Taboo and the Censoring of Language. Cambridge: Cambridge University Press.

Coates, J. (2013). Women, Men and Language: A Sociolinguistic Account of Gender Differences in Language. London: Routledge.

Crystal, David. 1987. The cambridge Encyclopedia of Language. Cambridge: Cambridge University Press.

Crystal, D. (1992). The Cambridge Encyclopedia of the English Language. Cambridge: Cambridge University Press.

Culpeper, J. (1996). Towards an Anatomy of Impoliteness. Journal of Pragmatics, 25(3), 349–367.

Dewaele, J. M. (2013). The Effect of Multilingualism, Gender, and Education on Self-Reported Swearing. TESOL Quarterly, 47(3), 525–545.

Gati, Pia. 2014. The Use of Swear Words by Women: a Study of Single Sex and Mix Conversations. Sweden: Halmstad University.

Hirsch, Robert. 1985. Taxonomies of Swearing: Perspectives on Swearing. Swedia. Gothernburg University, Dep. of Linguistics.

Hymes, Dell. 1973. Foundations in Sociolinguitics: An Ethnographic Approach. Philadelphia: University of Pennsylvania.

Jay, Timothy B, dan Kristin Janschewitz. 2006. Swearing with Friends and Enemies in Hogh and Low Places. Invited paper at Linguistic Impoliteness and Rudeness: Confrontation and Conflict in Discourse Conference.University of Huddersfield, UK.

Jay, T. (2009). The Utility and Ubiquity of Taboo Words. Perspectives on Psychological Science, 4(2), 153–161

Lakoff, R. (1975). Language and Woman’s Place. New York: Harper & Row.

Leech, G. (1983). Principles of Pragmatics. London: Longman.

Ljung, Magnus. 2011. Swearing: A Cross-Cultural Linguistics Study. Great Britain: CPI antony.

Pranowo, A. (2015). Ujaran kebencian dalam bahasa Minangkabau pada Facebook: Kajian Metafora Konseptual. Lingua: Jurnal Bahasa dan Sastra, 16(2), 123–135.

Revita, I., & Fathiya, N. (2020). Bahasa Makian untuk Fungsi Keakraban di Kalangan ‘Anak Muda’ Minangkabau. , 17, 103-114. https://doi.org/10.30957/LINGUA.V17I1.689.

Salsabilla, R., & Arimi, S. (2023). Umpatan sebagai Penanda Relasi Keakraban Antar Mahasiswa: Analisis Berbasis Bentuk dan Gender. MIMESIS. https://doi.org/10.12928/mms.v4i2.8367.

Sels, L., Tran, A., & Kalokerinos, E. (2021). Fungsi sosial emosi positif. Opini Terkini dalam Ilmu Perilaku , 39, 41-45. https://doi.org/10.1016/j.cobeha.2020.12.009 .

Wijaya, P. (2019). Hubungan dukungan sosial teman sebaya terhadap motivasi berprestasi pada remaja awal di Kota Denpasar. Jurnal Psikologi Udayana, 6(2), 261–269.

Published
2025-04-30
How to Cite
Yazir, M. (2025). Makian Positif dalam Bahasa Coel di Lubuklinggau: Kajian Sosiopragmatik. JURNALISTRENDi : JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN PENDIDIKAN, 10(1), 225-234. https://doi.org/10.51673/jurnalistrendi.v10i1.2428